Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC)
adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan
dengan strategi Top-Down Design.
Tahapan dari
siklus hidup sistem yaitu :
1.
Tahap Perencanaan
2.
Tahap Analisis
3.
Tahap Rancangan
4.
Tahap Penerapan
5.
Tahap Penggunaan
Kelima tahap tersebut secara diagram nampak seperti Gambar 8.1.
Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup
pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC).
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajet
unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan
operasi. Namun kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat
yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada
tiga tingkatan besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A.
Tanggung Jawab Eksekutif
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi
seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan
untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan
folusnya lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh
eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi, dan CIO.
B.
Komite Pengarah SIM (steering
committee MIS – SC MIS)
Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah
tingkat komite eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek
sistem. Jika tujuan komiter tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan
pengendalian yang berkesinambungan, dalam rangka penggunaan sumber daya komputer
perusahaan maka komite tersebut dinamakan Komite Pengarah SIM.
Komite Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama,
yaitu :
a.
menetapkan kebijakan
b.
menjadi pengendali keuangan
c.
menyelasaikan pertentangan
Keuntungan yang dicapai :
·
semakin besar kemungkinan
komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh perusahaan.
·
Semakin besar kemungkinan
proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.
C.
Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan
rincian pekerjaan, tanggung jawabnya ada pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup
semua orang yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer.
Kegiatan tim tersebut diarahkan oleh seorang Pemimpin Proyek yang memberikan
pengarahan selama proyek berlangsung. Tidak seperti komite pengarah SIM, tim
proyek tidak berkelanjutan dan biasanya dibubarkan ketika penerapan sistem
telah selesai.
TAHAP PERENCANAAN
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
·
Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang
terlibat dan mana yang tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari
skala sumber daya yang diperlukan.
·
Mengenali berbagai area
permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan
dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
·
Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk
mencapai sistem. Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas
informasi dan kebutuhan agar efisien.
·
Memberikan dasar untuk
pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus
dispesifikasikan sejak awal.
Langkah-langkahnya
1.
Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh
manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2.
Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan
identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan
mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk
mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan
tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat
definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling
bekerja sama dengan manajer.
3.
Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar
tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga
tujuan hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4.
Mengidentifikasi kendala
sistem
Sistem
baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin
ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah
dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seprti
keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan
menjalankan sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting
untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan
demikian, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara
kendala-kendala tersebut.
5.
Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada
faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ada
enam dimensi kelayakan, yaitu :
a.
Teknis; tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan
yang diperlukan ?
b.
Pengembalian ekonomis; dapatkah
sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan
biayanya ?
c.
Pengembalian non ekonomis;
dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang
tidak dapat diukur dengan uang?
d.
Hukum dan etika; akankah sistem
yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e.
Operasional; apakah rancangan
sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?
f.
Jadual; mungkinkah penerapan
sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa
pegawai penting dalam area pemakai.
6.
Menyiapkan usulan
penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan
penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan
memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang
harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis
akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk
menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus
diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan
pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan
perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan
dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.
7.
Menyetujui atau menolak
proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra
proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu
diteruskan à keputusan teruskan / hentikan.
Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu :
a.
Akankah sistem yang diusulkan
dapat mencapai tujuannya ?
b.
Apakah penelitian proyek yang
diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan
berlanjut ke tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan
maka semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8.
Menetapkan mekanisme
pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan
pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual
tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.
(misalkan gunakan Microsoft Project).
Secara diagram tahapan perencanaan nampak pada Gambar
8.2

Gambar 8.2. Tahap Perencanaan dari SLC
Bentuk dari usulan penelitian sistem secara umum mencakup :
1.
Ikhtisar eksekutif
2.
Pendahuluan
3.
Tujuan dan kendala sistem
4.
Berbagai alternatif sistem yang
mungkin
5.
Proyek penelitian sistem yang
disarankan
Tugas yang harus dilaksanakan
Kebutuhan sumber daya manusia
Jadual kerja
Perkiraan biaya
6.
Dampak yang diharapkan dari
sistem
6.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
6.2. Dampak pada operasi perusahaan
6.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
7.
Rencana pengembangan umum
(tahap analisis, rancangan dan penerapan)
8.
Ikhtisar
TAHAP ANALISIS
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian
telah berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis
sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1.
Mengumumkan Penelitian
Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer
baru yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan
kepada para pegawai tentang :
a. alasan
perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana
sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2.
Mengorganisasikan Tim
Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem
dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada
berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai
pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3.
Mendefinisikan Kebutuhan
Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan
terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan,
pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara
perorangan lebih disukai, dengan alasan :
·
Menyediakan komunikasi dua arah
dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
·
Dapat meningkatkan antusiasme
pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak pemakai.
·
Dapat menjalin kepercayaan
antara pemakai dan spesialis informasi.
·
Memberi kesempatan bagi peserta
proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data
(data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.
Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi
yang menjelaskan suatu sistem.
4.
Mendefinisikan Kriteria
Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara
tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
Misalkan,
·
Laporan harus disiapkan dalam
bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
·
Laporan harus tersedia tidak
lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
·
Laporan harus membandingkan
pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk bulan lalu maupun
sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5.
Menyiapkan Usulan
Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini
manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut
termasuk di dalam usulan rancangan.
6.
Menerima atau Menolak
Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan
rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam
beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya
kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap
rancangan.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.3.
sedangkan contoh format untuk dokumen usulan rancangan, yaitu sebagai berikut :
1.
Ikhtisar eksekutif
2.
Pendahuluan
3.
Definisi masalah
4.
Tujuan dan kendala sistem
5.
Kriteria kinerja
6.
Berbagai alternatif sistem yang
mungkin
7.
Rancangan proyek yang
disarankan
7.1.Tugas-tugas yang harus dilaksanakan
7.2.Kebutuhan sumber daya manusia
7.3.Jadual kerja
7.4.Perkiraan biaya
8.
Dampak yang diharapkan dari
sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9.
Rencana pengembangan umum
(tahap analisis, rancangan dan penerapan)
10.
Ikhtisar

Gambar 8.3. Diagram Tahapan Analisis dari SLC
TAHAP PERANCANGAN
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan
oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat
menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah
tahapan rancangan yaitu :
1.
Menyiapkan rancangan
sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan
rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down,
dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci.
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured
design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow
diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship duagram),
kamus data (data dictionary), flowchart, model hubungan objek,
dan spesifikasi kelas.
2.
Mengidentifikasi
berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau
model – peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem
dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses berurutan,
dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3.
Mengevaluasi berbagai
alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4.
Mimilih konfigurasi
terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu
konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer
untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan
selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.
5.
Menyiapkan usulan
penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation
proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan,
keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
6.
Menyetujui atau menolak
penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah
penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat.
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan
akan disetujui.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.4. sedangkan
contoh format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :
1.
Ikhtisar eksekutif
2.
Pendahuluan
3.
Definisi masalah
4.
Tujuan dan kendala sistem
5.
Kriteria kinerja
6.
Rancangan sistem
Deskripsi ringkasan
Konfigurasi peralatan
7.
Proyek penerapan yang
disarankan
Tugas-tugas yang harus
dilaksanakan
Kebutuhan sumber daya manusia
Jadual kerja
Perkiraan biaya
8.
Dampak yang diharapkan dari
sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9.
Rencana penerapan umum
10.
Ikhtisar

Gambar 8.4. Diagram Tahapan Perancangan dari SLC
TAHAP PENERAPAN
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber
daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun
tahapannya yaitu :
1.
Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan
baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk
mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2.
Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan
cara yang sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan
kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta
kerjasama mereka.
3.
Mendapatkan sumber daya
perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai
jenis perangkat keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui.
Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP), yang
berisi antara lain :
a.
Surat yang
ditransmisikan
b.
Tujuan dan kendala sistem
c.
Rancangan sistem : deskripsi
ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan, dokumentasi sistem ringkasan,
perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran file.
d.
Jadual pemasangan
Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana
peralatan yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya.
Ketika semua usulan telah diterima dan dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok
atau lebih. Spesialis informasi memberi dukungan bagi keputusn tersebut dengan
mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan
melakukan pemesanan.
4.
Mendapatkan sumber daya
perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri
perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan
oleh analis sistem sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi
yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang
terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya adalah
software library dari program aplikasi. Jika peangkat lunak aplikasi
jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat
lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih
pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.
5.
Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA)
bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag berhubungan dengan data, dan
mencakup persiapan database. Hal tersebut memerlukan pengumpulan data baru atau
data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan rancangan
sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis data (database management
sistem – DBMS).
6.
Menyiapkan fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan
fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga
pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus dijadualkan
sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7.
Mendidik peserta dan
pemakai;
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak
orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan
peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding, dan
pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran mereka dalam
sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat
sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8.
Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai
menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan
pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar
dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)
9.
Menyetujui atau menolak
masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui
atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen
menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka manajemen
menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan
sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen
menjadualkan tanggal baru.
10.
Masuk ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
e.
Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan
dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
f.
Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling
sederhana yakni beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang
ditentukan.
g.
Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian
per bagian pada suatu waktu.
h.
Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan
sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Akan memberikan
pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal, karena
kedua sumber daya harus dipertahankan.
Cutover menandakan
berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem. Penggunaan sistem
dapat dimulai sekarang.
Secara diagram tahapan penerapan dari siklus hidup sistem tersebut
dapat dilihat pada Gambar 8.5.

Gambar 8.5. Diagram Tahapan Penerapan (Implementasi) dari SLC
TAHAP PENGGUNAAN
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
- Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan
pada tahap perencanaan.
- Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan
untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi
tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post implementation
review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut
diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.
- Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi
dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya
disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance). Pemeliharaan sistem
dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
a.
Memperbaiki kesalahan
b.
Menjaga kemutakhiran sistem
c.
Meningkatkan sistem
- Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis
informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC
MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu
dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada
suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang
kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
- Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM
mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah akan memberikan
persetujuan atau tidak.

Gambar 8.6. Diagram Tahapan Penggunaan dari SLC
Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai,
spesialis informasi telah membuat modifikasi pada SLC, sehingga waktu yang
diperlukan untuk menerapkan sistem dapat dikurangi. Hal tersebut yang banyak
mendapat perhatian yaitu protipe (prototyping) dan pengembangan aplikasi
cepat (Rapid Application Development – RAD).
Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang
cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan
prototype (prototyping).
Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu :
Prototype jenis I, sesungguhnya akan
menjadi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai
berikut :
Gambar 8.7. Pengembangan Prototipe Jenis I
Prototype jenis II, merupakan suatu
model yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Gambar 8.8. Pengembangan Prototipe Jenis II
Daya tarik prototype, yaitu :
a.
Komunikasi antar analis sistem
dengan pemakai membaik.
b.
Analis dapat bekerja dengan
lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c.
Pemakai berperan lebih aktif
dalam pengembangan sistem.
d.
Lebih efisien dan dapat
menghemat biaya pengembangan.
e.
Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a.
Bersifat tergesa-gesa.
b.
Berharap sesuatu yang tidak
realistis dari sistem operasionalnya.
c.
Prorotipe I tidak efisien
terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d.
User interface tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik
sebagai berikut :
a.
Risiko tinggi
b.
Pertimbangan interaksi pemakai
c.
Jumlah pemakai banyak
d.
Dibutuhkan penyelesaian yang
cepat
e.
Perkiraan tahap penggunaan
sistem yang pendek
f.
Sistem yang inovatif
g.
Perilaku pemakai yang sukar
ditebak.
Pengembangan Aplikasi Cepat (rapid application development –
RAD)
RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang
terintegrasi dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering
– IE).
Metodologi RAD akan memberi respon yang
cepat terhadap kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
Unsur-unsur penting RAD, yaitu :
a.
Manajemen, harus mendukung RAD
sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut
sangat menyenangkan.
b.
Manusia, dibentuk beberapa Tim
yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah SWAT (Skilled with advanced
tools).
c.
Metodologi, yaitu siklus hidup
RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, dan
cutover.
d.
Peralatan, terdiri dari bahasa
pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE (computer aided software
engineering)
7. IKHTISAR
Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang disebut
siklus hidup sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, rancangan,
dan penerapan serta penggunaan. Manajer dari area pemakai terlibat dalam
perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh manfaat. Analis sistem
membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan mengenai
kendala-kendala serta studi kelayakan.
Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai dan
dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai mendefinisikan
kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan usulan rancangan
untuk merancang sistem baru.
Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan sistem
yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur yang
mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi
sistem alternatif dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan usulan penerapan yang akan memberi dasar
untuk menciptakan suatu sistem kerja dari dokumentasi rancangan.
Tahap penerapan melibatkan para spesialis informasi lainnya, pemakai
tambahan dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor. Setelah
perancangan yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak serta
dibuat database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang
diperlukan telah dilaksanakan, manajemen menentukan apakah cutover ke
sistem baru perlu dilaksanakan. Apabila sistem tersebut dianggap tidak bisa
digunakan lagi, pihak manajemen dapat mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang
mengulang siklus hidup sistem.
Setelah tahap penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor internal
melaksanakan penelaahan pasca penerapan, yang diulang secara berkala sepanjang
umur hidup sistem. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan sistem.
Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja
sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang
menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya
yaitu rapid application development – RAD yang menyatukan baik CASE
maupun prototyping.
Sumber : http://msherawati.staff.gunadarma.aac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar