Pengertian Periklanan
Periklanan (Advertising) merupakan suatu
bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang melihat, membaca atau
mendengarnya untuk melakukan sesuatu . Promosi pada umumnya mencakup nama
produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat
memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang
memiliki potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.
Sejarah Periklanan
Dunia periklanan mengalami
perkembangan pesat setelah besinergi dengan teknologi Sepanjang abad 20,
periklanan muncul pada lima media utama yaitu; suratkabar, majalah, radio,
televisi, dan media outdoor (billboard-sebagian orang menyebutnya reklame).
Meski kelima media ini tetap bisa menjangkau jumlah besar orang, namun saat ini
lebih banyak pilihan tersedia. Pada tahun 1920-an, radio sebagai wahana iklan
semakin menguat dan memunculkan para pengiklan melalui siaran radio. Puncak
booming iklan di radio terjadi pada tahun 1926, ketika RCA membeli jaringan
radio seperti AT&T, termasuk WEAF di New Jersey dan mendirikan Perusahaan
Siaran Nasional. Munculnya radio jaringan menciptakan iklan yang sangat efektif
untuk menyampaikan pesan di seluruh negara bagian secara simultan.
Pada masa Perang Dunia II,
televisi muncul sebagai wahana untuk menyampaikan iklan, khususnya setelah
pendirian jaringan televisi nasional di Amerika pada tahun 1948. Televisi
dengan cepat menjadi media baru yang menyaingi media lain sebagai alat bagi
pengiklan dengan skala nasional. Kombinasi dari suara dan pandangan memberi
warna bagi para pengiklan untuk menarik minat jutaan penonton televisi dengan
cara yang dramatis.
Perkembangan selama satu dekade
terakhir yang paling revolusioner adalah iklan lewat teknologi internet dan
mobile (mobile adverstising). Salah satu aspek yang paling menarik dari
internet dan mobile adalah kemampuan interaktifnya. Iklan interaktif
memungkinkan respon langsung dari pelanggan terhadap iklan yang disampaikan.
Fenomena ini melahirkan integrated marketing communication (IMC) yang mendukung
penggunaan semua saluran komunikasi kepada pengiklan. Dengan kata lain, IMC
merupakan praktik dari integrasi semua alat komunikasi.
Periklanan di Indonesia: dari
Masa ke Masa
Menurut Bondan Winarno dalam buku
”Rumah Iklan”, sejarah periklanan di Indonesia lahir seiring sejarah kelahiran
suratkabar. Koran pertama milik Belanda Bataviaasche Nouvelles, saat terbit
sebagian besar isinya adalah iklan tentang perdagangan, pelelangan, dan
pengumuman resmi pemerintah Hindia Belanda. Iklan suratkabar waktu itu umumnya
menampilkan produk-produk yang dikonsumsi masyarakat kelas atas. Sebuah toko
P&D (provisien en drunken = kebutuhan makan dan minum) misalnya,
mengumumkan lewat suratkabar tentang kedatangan kapal dari Negeri Belanda yang
membawa mentega dan keju stok baru. Cerutu dan bir juga merupakan komoditas
impor pada masa itu, dan sering diiklankan di suratkabar (Winarno, 2008: 10).
Pada masa itu perusahaan
periklanan terbesar adalah Aneta. Aneta bahkan sempat mendatangkan tiga orang
tenaga spesialis periklanan dari Belanda. Mereka adalah F. Van Bemmel, Is van
Mens, dan Cor van Deutekom yang didatangakan atas sponsor BPM (Bataafsche
Petroleum Maatsschappij), perusahaan minyak terbesar saat itu dan General Motors
yang perlu mempromosikan produk-produk mereka (Winarno, 2008: 10).
Menurut Winarno (2008: 11-12),
etnis Tionghoa yang terlibat dalam bisnis media cetak di Indonesia juga
mengembangkan bidang periklanan. Yap Goan Ho misalnya, seorang yang
bertahun-tahun bekerja sebagai copywriter di perusahaan periklanan dan
suratkabar De Locomotief (Semarang), akhirnya mendirikan perusahaan sendiri di
Jakarta. Perusahaaannya dikontrak secara khusus oleh suratkabar berbahasa
Melayu, Sinar Terang, dengan tujuan untuk mendatangkan iklan bagi suratkabar.
Orang-orang pribumi juga turut mewarnai perkembangan industri periklanan di
tanah air, seperti R.M Tirto Adisoerjo (Medan Prijaji), Tjokroaminoto (Sinar
Djawa), M. Sostrosijoto (Medan Moeslimin), Abdoel Moeis (Neratja), Hendromartono
(Mardi Hoetomo), S. Soemodihardjo (Economic Blad), dan lain-lain.
Setelah merdeka, dasawarsa tahun
1970-an merupakan kebangkitan periklanan modern Indonesia setelah sekian lama
ditelan oleh gejolak politik yang melumpuhkan berbagai sektor ekonomi. Pada
masa itu perusahaan-perusahaan multinasional masuk Indonesia memanfaatkan
kebijakan baru di bidang Penanaman Modal Asing. Maraknya produk-produk yang
diluncurkan ke pasar oleh industri bermodal asing ini membuka peluang bagi
dunia periklanan untuk beroperasi. Demikian juga media-media untuk beriklan
semakin marak.
InterVista adalah salah satu perusahaan periklanan
yang cukup berperan penting dalam sejarah periklanan Indonesia. Pendirinya,
Wicaksono Nuradi, dianggap sebagai perintis periklanan di tanah air. Ia
mendirikan InterVista pada tahun 1963. Selain InterVista, Matari yang didirikan
oleh Ken Sudarto pada tahun 1971 dan masih sukses hingga saat ini juga
merupakan legenda biro iklan lokal yang lahir bertepatan dengan booming di
sektor periklanan tahun 70-an dan mengilhami berdirinya perusahaan periklanan
lainnya, baik yang murni lokal, maupun yang berbentuk perusahaan multinasional.
Dari sisi teknologi, dasawarsa
1970-an, merupakan periode transisi dari teknologi cetak tinggi (press
printing) menjadi teknologi cetak offset. Dengan sistem cetak tinggi yang
memakai media timah, materi iklan cetak juga berbentuk plat timah yang
ditempelkan pada sebidang papan kayu. Di masa itu, plat ini dikenal dengan nama
“klise”. Saat era transisi antara teknologi cetak dengan offset, sempat muncul
pula teknologi pengganti media timah dengan palstik nilon. Teknologi ini
disebut nyloprint. Tetapi demam offset agaknya membuat nyloprint tidak bertahan
lama (Winarno, 2008: 42). Kemunculan teknologi offset mengubah cara penyiapan
materi iklan, tetapi cara pembuatan artwork masih tetap asma, sampai era
komputer menggantikannya pada akhir tahun 1980-an. Hadirnya komputer dengan
segala kecanggihan dan kemudahan membuat dunia periklanan semakin berkembang
karena mampu bersinergi dengan teknologi.
Pada dasawarsa 1970-an, sangat terasa kemitraan
yang sangat kental antara perusahaan periklanan dan media cetak. Bagi
suratkabar, iklan adalah ujung tombak bagi kelangsungan hidup. Keterlibatan
surat kabar sebagai agen publikasi sangat terkait dengan kebutuhan riil berupa
pendapatan (income) untuk menutup biaya produksi. Salah satu indikator ini
adalah kenyataan bahwa 60–70% pendapatan media diorientasikan berasal dari
iklan (Rahayu, 2001: 78). Orientasi ini disebabkan jumlah pendapatan iklan
jumlahnya jauh lebih besar bila dibandingkan hasil penjualan oplah surat kabar.
Pendapatan iklan yang besar otomatis akan membantu menutup biaya produksi dan
menyebabkan harga berlangganan menjadi lebih murah (Yusuf, 2001: 145)
Sebelumnya iklan di televisi (dalam hal ini TVRI)
sempat menjadi primadona selain suratkabar, namun dengan kematian iklan
televisi pada tahun 1981 yang ditandai dengan penghentian ”Manasuka Siaran
Niaga” , giliran radio menuai hasilnya. Tahun 1981-1988 adalah zaman keemasan radio
swasta memperoleh iklan sampai akhirnya pada tahun 1988 RCTI membuka ruang bagi
kelahiran televisi swasta lain yang sangat berpengaruh pada peta periklanan di
Indonesia.
Kurang lebih sepuluh tahun kemudian, berbarengan
dengan berbagai krisis yang terjadi di tanah air, terjadi deregulasi pada dunia
pertelevisian dengan munculnya SK Menpen No. 286/1999 dan Izin Frekuensi dari
Direktorat jenderal Pos dan Telekomunikasi. Dari kebijakan ini, televisi swasta
terus bermunculan disusul berdirinya televisi-televisi daerah. Meski televisi
daerah belum mamapu memperoleh banyak pengiklan, namun televisi-televisi besar
(yang waktu itu disebut televisi swasta nasional) benar-benar mengeruk kue
iklan dalam jumlah yang sangat besar dibanding media lain.
Selain itu, pada tahun 1994, masyarakat juga mulai
mengenal media televisi kabel dengan diawalinya layanan Indovision. Indovision
menyewa frekuensi di C-band untuk transponder dan sistem broadcasting dari
satelit PALAPA C-2. Kemudian, Indovision meluncurkan sendiri satelit INDOSTAR-1
yang kemudian berganti nama menjadi CAKRAWARTA-1. Satelit inilah yang membuat
kemampuan migrasi dari sistem analog ke sistem digital. Dalam perkemangan
berikutnya, Indovisian sebagai penyedia layanan televisi kabel mendapat
pesaing, yaitu Kabelvision (1999) dan Astro (2006).
Periklanan Indonesia di dunia Cyber: Kasus Portal Detik.Com
Maraknya Internet Sebagai media baru yang marak
pada tahun 1998 juga memberi warna baru bagi periklanan di Indoensia. Di
Indonesia, fenomena iklan di internet dapat dijelaskan dari sejarah iklan di Detik.com. Menurut Yusuf dan Supriyanto (Jurnal
Komunikasi, 2007: 106-107), situs Detik.com
sejak awal berdirinya tahun 1998 dirancang untuk diakses secara gratis oleh
pembaca. Oleh karena itu, sejak kemunculan pertamanya, para pengelola
memikirkan bagaimana agar newsonline ini mendapat dukungan iklan. Untungnya,
meski belum ada kepastian berapa orang yang akan mengakses, rupanya perusahaan
distributor prosesor merek Intel Pentium bersedia mempertaruhkan dananya untuk
memasang banner di Detik.com. Dengan
demikian, sejak pertama kali muncul, detikcom sesungguhnya sudah mendapat
dukungan dana dari pemasang banner iklan (Yusuf dan Supriyanto, Jurnal
Komunikasi, 2007: 106-107).
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengakses Detik.com, maka kalangan industri internet dan
komputer menjadi pelanggan utama pemasang banner. Memasuki tahun ketiga, pangsa
iklan Detik.com melebar ke lingkungan
bisnis perbankan dan jasa keuangan yang mulai menerapakan teknologi internet
dan mobile untuk pengembangan pasarnya. Selanjutnya memasuki tahun kelima,
industri otomotif dan produk kesehatan mulai ambil bagian, dan memasuki usia
ketujuah banyak intitusi pemerintah yang memasang beragam pengumuman di Detik.com.
Sampai saat ini, harga pemasangan banner di Detik.com masaih dihitung secara flat, minimal
per dua pekan, maksimal per tahun. Namun memasuki tahun 2007, harga banner akan
dihitung berdasarkan jumlah page views atau jumlah klik atas banner yang
terpasang. Dengan harga per views atau per klik tertentu, maka pemasanga iklan
dapat menetapkan terget tersendiri berapa pengakses yang diinginkan untuk
melihat atau mengkilik banner yang dipasangannya. Model pembayaran banner
seperti ini juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah banner di halaman depan yang
kian padat, padahal mulai tahun kelima para pengakses Detik.com sudah banyak yang menghindari halaman
depan, tapi langsung ke halaman kanal untuk mengakses berita tertentu yang
diinginkannya (Yusuf dan Supriyanto, Jurnal Komunikasi, 2007: 106-107).
Seiring dengan perkembangan teknologi mobile, Detik.com juga memasarkan produknya untuk
dijajarkan lewat telepon seluler. Memasuki tahun 2001, Detik.com mulai memasarkan foto dan teks berita
singkat lewat teknologi MMS dan SMS. Namun pemasaran foto, baik foto peristiwa
maupun profil tokoh, ternyata tidak menarik minat masyarakat sehingga segera
dihentikan. Sedangkan penjualan berita singkat via SMS terus berlanjut sampai
sekarang baik dengan sistem langganan (push) maupun ketengan (pull).
Selanjutnya, dengan munculnya teknologi GPRS di mobile, maka teks lengkap
berita Detik.com bisa diakses lewat
telepon seluler.
FUNGSI DAN TUJUAN PERIKLANAN
Pada
dasarnya, tujuan akhir dari sebuah periklanan, baik yang dilakukan oleh
personal maupun perusahaan, adalah untuk merangsang terjadinya penjualan
(sales).
1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Sebelumnya kita akan membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan saat membuat iklan, sehingga mendukung tercapainya tujuan tersebut.
a. Produk
Biasanya, iklan dibuat untuk memperkenalkan berbagai produk yang dimiliki perusahaan atau produsen. Dalam iklan harus ditunjukkan secara jelas mengenai merek, kemasan, mutu atau manfaat dari produk-produk tersebut.
b. Harga
Untuk semakin menarik minat konsumen, perusahaan dapat menawarkan peluang rabat pada iklan yang dibuatnya. Hal ini berguna agar konsumen melakukan perbandingan harga dengan merek lain dari barang yang sejenis. Harapannya, bagi konsumen yang memang mencari harga murah, tentu akan tertarik dengan produk perusahaan tersebut.
c. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu alat untuk terus menginformasikan ketersediaan, pasokan dan layanan yang akan diberikan kepada khalayak umum secara keseluruhan.
d. Promosi
Promosi ini meliputi menonjolkan keunggulan, menawarkan alternative atau semacam subtitusi, cara baru penggunaan, membangun citra dan lain sebagainya yang terkait dengan berbagai produk yang dimiliki perusahaan.
1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Sebelumnya kita akan membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan saat membuat iklan, sehingga mendukung tercapainya tujuan tersebut.
a. Produk
Biasanya, iklan dibuat untuk memperkenalkan berbagai produk yang dimiliki perusahaan atau produsen. Dalam iklan harus ditunjukkan secara jelas mengenai merek, kemasan, mutu atau manfaat dari produk-produk tersebut.
b. Harga
Untuk semakin menarik minat konsumen, perusahaan dapat menawarkan peluang rabat pada iklan yang dibuatnya. Hal ini berguna agar konsumen melakukan perbandingan harga dengan merek lain dari barang yang sejenis. Harapannya, bagi konsumen yang memang mencari harga murah, tentu akan tertarik dengan produk perusahaan tersebut.
c. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu alat untuk terus menginformasikan ketersediaan, pasokan dan layanan yang akan diberikan kepada khalayak umum secara keseluruhan.
d. Promosi
Promosi ini meliputi menonjolkan keunggulan, menawarkan alternative atau semacam subtitusi, cara baru penggunaan, membangun citra dan lain sebagainya yang terkait dengan berbagai produk yang dimiliki perusahaan.
2. Fungsi Periklanan
Pada awalnya, fungsi iklan hanyalah salah satu jalan untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, iklan menjadi badian terpenting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Selain untuk mempengaruhi konsumen melalui materi dan visualisasinya, iklan juga digunakan untuk mempertahankan konsumen yang sudah menggunakan produk tersebut agar tetap menggunakannya. Berikut ini beberapa fungsi iklan dalam kehidupan manusia.
a. Sebagai Sumber Informasi
Iklan memang merupakan dumber informasi bagi masyarakat untuk memilih alternative produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Hanya dengan iklan orang bias mengetahui berbagai produk baru. Masyarakat tinggal melihat atau mendengar berbagai macam iklan tersebut, kemudian menentukan pilihan.
b. Sebagai Kegiatan Ekonomi
Salah satu fungsi iklan adalah untuk kegiatan perekonomian, entah untuk jangka panjang atau pendek. Kegiatan ekonomi tentu merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Mereka semakin berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan yang besar.
Dengan beriklan secara tidak langsung akan membuat para pelaku ekonomi tetap memperoduksi dan memperdagangkan produk mereka. Sedangkan bagi konsumen akan membeli berbagai produk tersebut dengan konsekuensi yang berbeda-beda. Dengan begitu maka perputaran mata uang tidak akan pernah berhenti. Kegiatan perekonomian dalam kehidupan akan terus berjalan secara alamiah.
c. Sebagai Pembagi Beban Biaya
Secara tidak langsung, periklanan juga sangat membantu terciptanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk yang dihasilkan.
Adanya skala ekonomi yang besar ini, akan berdampak dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi per-unit atas produk tersebut. Pada gilirannya harga jual dimasyarakat akan menjadi murah.
d. Sebagai Sumber Dana Media
Selain orang yang memiliki produk, media yang dibuat untuk beriklan juga akan mendapaykan dampak positif dengan adanya iklan ini. Kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan yang besar.
Jika iklan dipasang dimedia cetak, maka secara tidak langsung periklanan akan menunjang harga eceran atau langganan media surat kabar tersebut. Sehingga media yang digunakan promosi juga akan terjual keras. Begitu pula dengan media elektronik. Namun begitu, dibandingkan media cetak, media elektronik seperti televise, mematok harga yang relative lebih tinggi, sehingga tidak semua orang bisa beriklan disana.
e. Sebagai Identitas Produsen
Iklan juga berfungsi untuk mengenal identitas dari produsen barang tersebut. Karena memang tidak semua konsumen mengetahuii produsen yang membuat barang yang dibeli dan dipakainya setiap hari. Pengenalan identitas produsen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi konsumen untuk tetap menjadi konsumennya. Selain itu pengenalan identitas produsen ini juga dimaksudkan agar konsumen dapat membedakan dan tidak salah dengan barang milik produsen lain
f. Sebagai Saran Control Kualitas Barang
Saat ini banyak sekali barang tiruan masuk dipasaran. Oleh karena itu, peran iklan sangat penting untuk memberi petunjuk pada konsumen agar tidak salah membeli barang tiruan. Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan terbantu untuk membedakan berbagai produk resmi dengan tiruan.
3. Tujuan Periklanan
a. Menciptakan Pengenalan Merek Produk
Pengenalan ini meliputi desain secara lengkap dari produk tersebut, termasuk berbagai kelebihan yang ada didalamnya.
b. Mengkomunikasikan Konsep Produk
Iklan yang dipasang harus bisa mengkomunikasikan produk yang diiklankan. Hal ini yang menjadi kelebihan iklan dari segi fungsional, psikologis atau nilai pasar sasaran. Disini diharapkan, orang sudah mampu mengetahui berbagai barang yang diiklankan dan memunculkan rasa penasaran yang pada akhirnya memicu untuk membeli produk tersebut.
c. Mendorong Khalayak Umum Untuk Mencoba
Dengan memasang iklan orang akan tahu barang baru yang sekarang ini diproduksi. Hal ini akan memunculkan sikap penasaran dan rasa inigin memiliki barang tersebut. Itu berarti, iklan yang dipasang sudah berfungsi sebagaimana mestinya, untk menarik minat orang agar membeli apa yang diiklankan
d. Mendukung Terjadinya Penjualan
Salah satu manfaat pemasangan iklan adalah mendorng orang untuk membeli berbagai produk yang diiklankan tersebut.sehingga penjualanpun akan meningkat dari hari ke hari.
e. Membina Loyalitas Konsumen
Disamping untuk memasarkanproduk, iklan juga bisa digunakan sebagai tolok ukur tingkat loyalitas yang dimiliki oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
f. Mengumumkan Cara Baru pemanfaatan
Tidak semua orang mengetahui cara kerja dan kegunaan dari produk yang dibelinya. Melalui iklan, konsumen bisa mengerti tentang barang baru tersebut dan cara memanfaatkannya tanpa harus pusing-pusing bertanya pada pihak penjual (bukan produsen).
g. Meningkatkan citra
Meningkatnya citra produk, secara tidak langsung akan menjadi satu langkah bagus untuk mempengaruhi seseorang agar semakin tertarik dengan barang tersebut. Salah satu jalan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan citra tersebut adalah dengan beriklan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar