Jumat, 05 September 2014

TUGAS PERIKLANAN I



Pengertian Periklanan
Periklanan (Advertising) merupakan suatu bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu . Promosi pada umumnya mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang memiliki potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.
Sejarah Periklanan
Dunia periklanan mengalami perkembangan pesat setelah besinergi dengan teknologi Sepanjang abad 20, periklanan muncul pada lima media utama yaitu; suratkabar, majalah, radio, televisi, dan media outdoor (billboard-sebagian orang menyebutnya reklame). Meski kelima media ini tetap bisa menjangkau jumlah besar orang, namun saat ini lebih banyak pilihan tersedia. Pada tahun 1920-an, radio sebagai wahana iklan semakin menguat dan memunculkan para pengiklan melalui siaran radio. Puncak booming iklan di radio terjadi pada tahun 1926, ketika RCA membeli jaringan radio seperti AT&T, termasuk WEAF di New Jersey dan mendirikan Perusahaan Siaran Nasional. Munculnya radio jaringan menciptakan iklan yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan di seluruh negara bagian secara simultan.
Pada masa Perang Dunia II, televisi muncul sebagai wahana untuk menyampaikan iklan, khususnya setelah pendirian jaringan televisi nasional di Amerika pada tahun 1948. Televisi dengan cepat menjadi media baru yang menyaingi media lain sebagai alat bagi pengiklan dengan skala nasional. Kombinasi dari suara dan pandangan memberi warna bagi para pengiklan untuk menarik minat jutaan penonton televisi dengan cara yang dramatis.
Perkembangan selama satu dekade terakhir yang paling revolusioner adalah iklan lewat teknologi internet dan mobile (mobile adverstising). Salah satu aspek yang paling menarik dari internet dan mobile adalah kemampuan interaktifnya. Iklan interaktif memungkinkan respon langsung dari pelanggan terhadap iklan yang disampaikan. Fenomena ini melahirkan integrated marketing communication (IMC) yang mendukung penggunaan semua saluran komunikasi kepada pengiklan. Dengan kata lain, IMC merupakan praktik dari integrasi semua alat komunikasi.
Periklanan di Indonesia: dari Masa ke Masa
Menurut Bondan Winarno dalam buku ”Rumah Iklan”, sejarah periklanan di Indonesia lahir seiring sejarah kelahiran suratkabar. Koran pertama milik Belanda Bataviaasche Nouvelles, saat terbit sebagian besar isinya adalah iklan tentang perdagangan, pelelangan, dan pengumuman resmi pemerintah Hindia Belanda. Iklan suratkabar waktu itu umumnya menampilkan produk-produk yang dikonsumsi masyarakat kelas atas. Sebuah toko P&D (provisien en drunken = kebutuhan makan dan minum) misalnya, mengumumkan lewat suratkabar tentang kedatangan kapal dari Negeri Belanda yang membawa mentega dan keju stok baru. Cerutu dan bir juga merupakan komoditas impor pada masa itu, dan sering diiklankan di suratkabar (Winarno, 2008: 10).
Pada masa itu perusahaan periklanan terbesar adalah Aneta. Aneta bahkan sempat mendatangkan tiga orang tenaga spesialis periklanan dari Belanda. Mereka adalah F. Van Bemmel, Is van Mens, dan Cor van Deutekom yang didatangakan atas sponsor BPM (Bataafsche Petroleum Maatsschappij), perusahaan minyak terbesar saat itu dan General Motors yang perlu mempromosikan produk-produk mereka (Winarno, 2008: 10).
Menurut Winarno (2008: 11-12), etnis Tionghoa yang terlibat dalam bisnis media cetak di Indonesia juga mengembangkan bidang periklanan. Yap Goan Ho misalnya, seorang yang bertahun-tahun bekerja sebagai copywriter di perusahaan periklanan dan suratkabar De Locomotief (Semarang), akhirnya mendirikan perusahaan sendiri di Jakarta. Perusahaaannya dikontrak secara khusus oleh suratkabar berbahasa Melayu, Sinar Terang, dengan tujuan untuk mendatangkan iklan bagi suratkabar. Orang-orang pribumi juga turut mewarnai perkembangan industri periklanan di tanah air, seperti R.M Tirto Adisoerjo (Medan Prijaji), Tjokroaminoto (Sinar Djawa), M. Sostrosijoto (Medan Moeslimin), Abdoel Moeis (Neratja), Hendromartono (Mardi Hoetomo), S. Soemodihardjo (Economic Blad), dan lain-lain.
Setelah merdeka, dasawarsa tahun 1970-an merupakan kebangkitan periklanan modern Indonesia setelah sekian lama ditelan oleh gejolak politik yang melumpuhkan berbagai sektor ekonomi. Pada masa itu perusahaan-perusahaan multinasional masuk Indonesia memanfaatkan kebijakan baru di bidang Penanaman Modal Asing. Maraknya produk-produk yang diluncurkan ke pasar oleh industri bermodal asing ini membuka peluang bagi dunia periklanan untuk beroperasi. Demikian juga media-media untuk beriklan semakin marak.
InterVista adalah salah satu perusahaan periklanan yang cukup berperan penting dalam sejarah periklanan Indonesia. Pendirinya, Wicaksono Nuradi, dianggap sebagai perintis periklanan di tanah air. Ia mendirikan InterVista pada tahun 1963. Selain InterVista, Matari yang didirikan oleh Ken Sudarto pada tahun 1971 dan masih sukses hingga saat ini juga merupakan legenda biro iklan lokal yang lahir bertepatan dengan booming di sektor periklanan tahun 70-an dan mengilhami berdirinya perusahaan periklanan lainnya, baik yang murni lokal, maupun yang berbentuk perusahaan multinasional.
Dari sisi teknologi, dasawarsa 1970-an, merupakan periode transisi dari teknologi cetak tinggi (press printing) menjadi teknologi cetak offset. Dengan sistem cetak tinggi yang memakai media timah, materi iklan cetak juga berbentuk plat timah yang ditempelkan pada sebidang papan kayu. Di masa itu, plat ini dikenal dengan nama “klise”. Saat era transisi antara teknologi cetak dengan offset, sempat muncul pula teknologi pengganti media timah dengan palstik nilon. Teknologi ini disebut nyloprint. Tetapi demam offset agaknya membuat nyloprint tidak bertahan lama (Winarno, 2008: 42). Kemunculan teknologi offset mengubah cara penyiapan materi iklan, tetapi cara pembuatan artwork masih tetap asma, sampai era komputer menggantikannya pada akhir tahun 1980-an. Hadirnya komputer dengan segala kecanggihan dan kemudahan membuat dunia periklanan semakin berkembang karena mampu bersinergi dengan teknologi.
Pada dasawarsa 1970-an, sangat terasa kemitraan yang sangat kental antara perusahaan periklanan dan media cetak. Bagi suratkabar, iklan adalah ujung tombak bagi kelangsungan hidup. Keterlibatan surat kabar sebagai agen publikasi sangat terkait dengan kebutuhan riil berupa pendapatan (income) untuk menutup biaya produksi. Salah satu indikator ini adalah kenyataan bahwa 60–70% pendapatan media diorientasikan berasal dari iklan (Rahayu, 2001: 78). Orientasi ini disebabkan jumlah pendapatan iklan jumlahnya jauh lebih besar bila dibandingkan hasil penjualan oplah surat kabar. Pendapatan iklan yang besar otomatis akan membantu menutup biaya produksi dan menyebabkan harga berlangganan menjadi lebih murah (Yusuf, 2001: 145)
Sebelumnya iklan di televisi (dalam hal ini TVRI) sempat menjadi primadona selain suratkabar, namun dengan kematian iklan televisi pada tahun 1981 yang ditandai dengan penghentian ”Manasuka Siaran Niaga” , giliran radio menuai hasilnya. Tahun 1981-1988 adalah zaman keemasan radio swasta memperoleh iklan sampai akhirnya pada tahun 1988 RCTI membuka ruang bagi kelahiran televisi swasta lain yang sangat berpengaruh pada peta periklanan di Indonesia.
Kurang lebih sepuluh tahun kemudian, berbarengan dengan berbagai krisis yang terjadi di tanah air, terjadi deregulasi pada dunia pertelevisian dengan munculnya SK Menpen No. 286/1999 dan Izin Frekuensi dari Direktorat jenderal Pos dan Telekomunikasi. Dari kebijakan ini, televisi swasta terus bermunculan disusul berdirinya televisi-televisi daerah. Meski televisi daerah belum mamapu memperoleh banyak pengiklan, namun televisi-televisi besar (yang waktu itu disebut televisi swasta nasional) benar-benar mengeruk kue iklan dalam jumlah yang sangat besar dibanding media lain.
Selain itu, pada tahun 1994, masyarakat juga mulai mengenal media televisi kabel dengan diawalinya layanan Indovision. Indovision menyewa frekuensi di C-band untuk transponder dan sistem broadcasting dari satelit PALAPA C-2. Kemudian, Indovision meluncurkan sendiri satelit INDOSTAR-1 yang kemudian berganti nama menjadi CAKRAWARTA-1. Satelit inilah yang membuat kemampuan migrasi dari sistem analog ke sistem digital. Dalam perkemangan berikutnya, Indovisian sebagai penyedia layanan televisi kabel mendapat pesaing, yaitu Kabelvision (1999) dan Astro (2006).
Periklanan Indonesia di dunia Cyber: Kasus Portal Detik.Com
Maraknya Internet Sebagai media baru yang marak pada tahun 1998 juga memberi warna baru bagi periklanan di Indoensia. Di Indonesia, fenomena iklan di internet dapat dijelaskan dari sejarah iklan di Detik.com. Menurut Yusuf dan Supriyanto (Jurnal Komunikasi, 2007: 106-107), situs Detik.com sejak awal berdirinya tahun 1998 dirancang untuk diakses secara gratis oleh pembaca. Oleh karena itu, sejak kemunculan pertamanya, para pengelola memikirkan bagaimana agar newsonline ini mendapat dukungan iklan. Untungnya, meski belum ada kepastian berapa orang yang akan mengakses, rupanya perusahaan distributor prosesor merek Intel Pentium bersedia mempertaruhkan dananya untuk memasang banner di Detik.com. Dengan demikian, sejak pertama kali muncul, detikcom sesungguhnya sudah mendapat dukungan dana dari pemasang banner iklan (Yusuf dan Supriyanto, Jurnal Komunikasi, 2007: 106-107).
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengakses Detik.com, maka kalangan industri internet dan komputer menjadi pelanggan utama pemasang banner. Memasuki tahun ketiga, pangsa iklan Detik.com melebar ke lingkungan bisnis perbankan dan jasa keuangan yang mulai menerapakan teknologi internet dan mobile untuk pengembangan pasarnya. Selanjutnya memasuki tahun kelima, industri otomotif dan produk kesehatan mulai ambil bagian, dan memasuki usia ketujuah banyak intitusi pemerintah yang memasang beragam pengumuman di Detik.com.
Sampai saat ini, harga pemasangan banner di Detik.com masaih dihitung secara flat, minimal per dua pekan, maksimal per tahun. Namun memasuki tahun 2007, harga banner akan dihitung berdasarkan jumlah page views atau jumlah klik atas banner yang terpasang. Dengan harga per views atau per klik tertentu, maka pemasanga iklan dapat menetapkan terget tersendiri berapa pengakses yang diinginkan untuk melihat atau mengkilik banner yang dipasangannya. Model pembayaran banner seperti ini juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah banner di halaman depan yang kian padat, padahal mulai tahun kelima para pengakses Detik.com sudah banyak yang menghindari halaman depan, tapi langsung ke halaman kanal untuk mengakses berita tertentu yang diinginkannya (Yusuf dan Supriyanto, Jurnal Komunikasi, 2007: 106-107).
Seiring dengan perkembangan teknologi mobile, Detik.com juga memasarkan produknya untuk dijajarkan lewat telepon seluler. Memasuki tahun 2001, Detik.com mulai memasarkan foto dan teks berita singkat lewat teknologi MMS dan SMS. Namun pemasaran foto, baik foto peristiwa maupun profil tokoh, ternyata tidak menarik minat masyarakat sehingga segera dihentikan. Sedangkan penjualan berita singkat via SMS terus berlanjut sampai sekarang baik dengan sistem langganan (push) maupun ketengan (pull). Selanjutnya, dengan munculnya teknologi GPRS di mobile, maka teks lengkap berita Detik.com bisa diakses lewat telepon seluler.

FUNGSI DAN TUJUAN PERIKLANAN
Pada dasarnya, tujuan akhir dari sebuah periklanan, baik yang dilakukan oleh personal maupun perusahaan, adalah untuk merangsang terjadinya penjualan (sales).
1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Sebelumnya kita akan membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan saat membuat iklan, sehingga mendukung tercapainya tujuan tersebut.
a. Produk
Biasanya, iklan dibuat untuk memperkenalkan berbagai produk yang dimiliki perusahaan atau produsen. Dalam iklan harus ditunjukkan secara jelas mengenai merek, kemasan, mutu atau manfaat dari produk-produk tersebut.
b. Harga
Untuk semakin menarik minat konsumen, perusahaan dapat menawarkan peluang rabat pada iklan yang dibuatnya. Hal ini berguna agar konsumen melakukan perbandingan harga dengan merek lain dari barang yang sejenis. Harapannya, bagi konsumen yang memang mencari harga murah, tentu akan tertarik dengan produk perusahaan tersebut.
c. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu alat untuk terus menginformasikan ketersediaan, pasokan dan layanan yang akan diberikan kepada khalayak umum secara keseluruhan.

d. Promosi
Promosi ini meliputi menonjolkan keunggulan, menawarkan alternative atau semacam subtitusi, cara baru penggunaan, membangun citra dan lain sebagainya yang terkait dengan berbagai produk yang dimiliki perusahaan.

2. Fungsi Periklanan
Pada awalnya, fungsi iklan hanyalah salah satu jalan untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, iklan menjadi badian terpenting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Selain untuk mempengaruhi konsumen melalui materi dan visualisasinya, iklan juga digunakan untuk mempertahankan konsumen yang sudah menggunakan produk tersebut agar tetap menggunakannya. Berikut ini beberapa fungsi iklan dalam kehidupan manusia.
a. Sebagai Sumber Informasi
Iklan memang merupakan dumber informasi bagi masyarakat untuk memilih alternative produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Hanya dengan iklan orang bias mengetahui berbagai produk baru. Masyarakat tinggal melihat atau mendengar berbagai macam iklan tersebut, kemudian menentukan pilihan.
b. Sebagai Kegiatan Ekonomi
Salah satu fungsi iklan adalah untuk kegiatan perekonomian, entah untuk jangka panjang atau pendek. Kegiatan ekonomi tentu merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Mereka semakin berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan yang besar.
Dengan beriklan secara tidak langsung akan membuat para pelaku ekonomi tetap memperoduksi dan memperdagangkan produk mereka. Sedangkan bagi konsumen akan membeli berbagai produk tersebut dengan konsekuensi yang berbeda-beda. Dengan begitu maka perputaran mata uang tidak akan pernah berhenti. Kegiatan perekonomian dalam kehidupan akan terus berjalan secara alamiah.
c. Sebagai Pembagi Beban Biaya
Secara tidak langsung, periklanan juga sangat membantu terciptanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk yang dihasilkan.
Adanya skala ekonomi yang besar ini, akan berdampak dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi per-unit atas produk tersebut. Pada gilirannya harga jual dimasyarakat akan menjadi murah.
d. Sebagai Sumber Dana Media
Selain orang yang memiliki produk, media yang dibuat untuk beriklan juga akan mendapaykan dampak positif dengan adanya iklan ini. Kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan yang besar.
Jika iklan dipasang dimedia cetak, maka secara tidak langsung periklanan akan menunjang harga eceran atau langganan media surat kabar tersebut. Sehingga media yang digunakan promosi juga akan terjual keras. Begitu pula dengan media elektronik. Namun begitu, dibandingkan media cetak, media elektronik seperti televise, mematok harga yang relative lebih tinggi, sehingga tidak semua orang bisa beriklan disana.
e. Sebagai Identitas Produsen
Iklan juga berfungsi untuk mengenal identitas dari produsen barang tersebut. Karena memang tidak semua konsumen mengetahuii produsen yang membuat barang yang dibeli dan dipakainya setiap hari. Pengenalan identitas produsen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi konsumen untuk tetap menjadi konsumennya. Selain itu pengenalan identitas produsen ini juga dimaksudkan agar konsumen dapat membedakan dan tidak salah dengan barang milik produsen lain

f. Sebagai Saran Control Kualitas Barang
Saat ini banyak sekali barang tiruan masuk dipasaran. Oleh karena itu, peran iklan sangat penting untuk memberi petunjuk pada konsumen agar tidak salah membeli barang tiruan. Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan terbantu untuk membedakan berbagai produk resmi dengan tiruan.

3. Tujuan Periklanan
a. Menciptakan Pengenalan Merek Produk
Pengenalan ini meliputi desain secara lengkap dari produk tersebut, termasuk berbagai kelebihan yang ada didalamnya.
b. Mengkomunikasikan Konsep Produk
Iklan yang dipasang harus bisa mengkomunikasikan produk yang diiklankan. Hal ini yang menjadi kelebihan iklan dari segi fungsional, psikologis atau nilai pasar sasaran. Disini diharapkan, orang sudah mampu mengetahui berbagai barang yang diiklankan dan memunculkan rasa penasaran yang pada akhirnya memicu untuk membeli produk tersebut.

c. Mendorong Khalayak Umum Untuk Mencoba
Dengan memasang iklan orang akan tahu barang baru yang sekarang ini diproduksi. Hal ini akan memunculkan sikap penasaran dan rasa inigin memiliki barang tersebut. Itu berarti, iklan yang dipasang sudah berfungsi sebagaimana mestinya, untk menarik minat orang agar membeli apa yang diiklankan
d. Mendukung Terjadinya Penjualan
Salah satu manfaat pemasangan iklan adalah mendorng orang untuk membeli berbagai produk yang diiklankan tersebut.sehingga penjualanpun akan meningkat dari hari ke hari.
e. Membina Loyalitas Konsumen
Disamping untuk memasarkanproduk, iklan juga bisa digunakan sebagai tolok ukur tingkat loyalitas yang dimiliki oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
f. Mengumumkan Cara Baru pemanfaatan
Tidak semua orang mengetahui cara kerja dan kegunaan dari produk yang dibelinya. Melalui iklan, konsumen bisa mengerti tentang barang baru tersebut dan cara memanfaatkannya tanpa harus pusing-pusing bertanya pada pihak penjual (bukan produsen).
g. Meningkatkan citra
Meningkatnya citra produk, secara tidak langsung akan menjadi satu langkah bagus untuk mempengaruhi seseorang agar semakin tertarik dengan barang tersebut. Salah satu jalan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan citra tersebut adalah dengan beriklan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar